Rabu, 04 September 2013

BELAJARLAH PADA ORANG GILA

Belajarlah kehidupan dari orang gila di jalanan karena menurut saya orang gila tidak semua tingkah lakunya gila dia hanya kehilangan nalar untuk berpikir saja apa yang dilakukannya sepontanitas terhadap apa yang dia lihat atau rasakan misalnya orang gila akan makan ketika dilapar, dia akan marah ketika dia diganggu,dia bicara cerminan hatinya.
Lha kalau dibandingkan dengan yang waras ini pendapat saya lho pendapat orang bisa berbeda beda. Bahwa orang gila lebih waras dibanding orang waras berlagak gila. Bagaimana tidak lha wong yang waras itu gilanya setengah mati, seperti contoh diatas orang gila makan ketika dia lapar klu yang waras dirasa itu makanan enak ya dimakan gak nunggu lapar “mumpung onok ( mumpung ada)”
Dalam kehidupan pun demikian orang gila bicara itu berdasarkan yang dia rasakan tidak mementingkan untung dan rugi. dia dijalanan cengengas cengenges (ketawa ketiwi) rasa sedihnya hilang. malah dia kadang kadang menertawakan yang waras. lihat saja orang gila diperempatan yang ada lampu merahnya, mereka yang waras dlm mobil membunyikan bel (klakson) supaya mobil didepannya cepat berjalan kawatir nanti keburu datang lampu merah lagi. Menurut saya orang gila itu berkata “ lha opo awakmu gopo gopo, kesel,mangkel karo mobil ning ngarepmu, opo mbok kiro dalan iki wekmu dewe gawenane mbahmu opo, lho wong kabeh iku ono aturane”.
Orang gila tidak pernah menipu, orang gila tidak berhianat dia tulus jalani hidupnya dengan ikhlas. Lihat mereka yang waras dipemerintahan mesam mesem ketika diperiksa KPK  padahal dia salah tapi tidak merasa bersalah. coba dipikir lebih gila mana. Ketika pilkada mereka mampir ketempat tempat yg dianggap bisa mendukung dia ke pondok pesantren, tempat kumuh, ke pasar, mampir kepedagang kecil, untuk dapat dukungan. mereka itu tidak tulus atau ikhlas dalam melakukan karena meminta imbalan agar dipilih. Coba sekali lagi dipikir lebih gila mana.
 Orang gila kegilaanya itu setandart contohnya dia gila karena putus cinta maka yang dia pikirkan hanya masalah cinta. Beda dengan yang waras ketika dia merasa kaya maka kegilaanya melebihi standart. tidak semuanya tapi sebagian orang lho ya. contohnya semakin kaya bukan hanya harta yang digilai,gila jabatan ingi selalu di posisi atas daripada masyarakat umumnya karena mempunyai banyak uang, gila kekuasaan dengan hartanya mereka bisa berbuat semau maunya memerintah orang seenaknya saja, gila wanita tidak cukup satu istri, semua bisa dibeli terutama perempuan perempuan yang tergiur kemewahan dengan semboyan “ asal ada uang bapak saya buat senang”
Maka dari itu tidak ada salahnya kita belajar dari orang gila bukan belajar tingkah lakunya tapi kita pelajari  makna makna yang terkandung dalam tingkah lakunya.

0 komentar:

Posting Komentar